Kamis, 07 Juni 2012

Andragogi

    Andragogi adalah proses untuk melibatkan peserta didik dewasa ke dalam suatu struktur pengalaman dan proses belajar. Istilah Andragogi pertama sekali digunakan oleh  Alexander Kapp, seorang pendidik dari Jerman (1833) kemudian Oleh Malcolm Knowles, seorang pendidik Amerika Serikat (1913-1997) dikembangkan menjadi teori pendidikan orang dewasa. 

    Asal kata Andragogi, yaitu dari bahasa Yunani yang artinya mengarahkan orang dewasa.
Berbeda dengan istilah yang lebih umum digunakan, yaitu Paedagogi (Seni mengajar anak-anak).
Istilah andragogi telah digunakan untuk menunjukkan perbedaan antara pendidikan yang diarahkan diri sendiri dengan pendidikan melalui pengajaran oleh orang lain.
Contohnya seperti, self motivation untuk orang dewasa seperti contohnya Mario Teguh yang memberikan pengarahan kepada orang-orang dewasa dan orang dewasa mencerna apa makna kata itu sendiri dan dapat memilih yang penting bagi dirinya dan yang tidak penting bagi dirinya.
Andragogi juga luas sekali cakupannya, biasanya orang-orang yang berkecimpung dalam seni mengajar Andragogi (baik pengajar maupun muridnya) mempunyai kedekatan yang kuat kepada Tuhan YME.
 
Teori Knowles tentang andragogi dapat diungkapkan dalam empat postulat sederhana:
  1. Motivasi Belajar dan konsep diri. Orang dewasa perlu dilibatkan dalam perencanaan dan evaluasi dari pembelajaran yang mereka ikuti .
  2. Konsep pengalaman, termasuk pengalaman dalam kesalahan, menjadi dasar untuk aktivitas belajar.
  3. Kesiapan untuk Belajar. Orang dewasa paling berminat pada pokok bahasan belajar yang mempunyai relevansi langsung dengan pekerjaannya atau kehidupan pribadinya.
  4. Orientasi Belajar. Belajar bagi orang dewasa lebih berpusat pada permasalahan dibanding pada isinya.
    Orang dewasa cenderung menyukai hal-hal yang praktis dan tidak teoritis sesuai peran sosialnya. Andragogi biasanya dimanfaatkan oleh profesi yang bersentuhan langsung dengan masyarakat seperti penyuluh, fasilitator, motivator, politikus dan profesi lain.
Barangkali secara personal kita pernah gagal mempengaruhi orang dewasa atau yang lebih dewasa dari usia kita, agar orang tersebut mau melakukan sesuatu. Kemungkinan jawabannya adalah kita belum memahami kondisi fisik, psikis dan karakter orang dewasa. Setelah memahami orang dewasa, penting juga bagi kita untuk belajar berinteraksi dengan orang dewasa. 

“Bukan tentang apa yang anda katakan, tetapi bagaimana cara mengatakannya” - James Borg.

*Dikutip dari berbagai sumber.
Semoga Bermanfaat :)
Terima Kasih

Liandra Khairunnisa - 11.100
Greentease!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar